Kebahagiaan = Berprasangka Baik

August 14, 2013

Seminggu yang lalu, aku update foto di instagram, tentang kutipan yang paling aku suka di bab pertama buku Ayah, kisah tentang Buya Hamka yang ditulis oleh anaknya, Irfan Hamka. Ini kutipannya. Banyak banget yang membuat aku terpukau ketika membaca buku ini. Nasehat-nasehatnya sederhana tapi sangat menyentuh.


Kadang atau bahkan sering kita sebagai manusia terlalu cepat menghukumi orang, berburuk sangka, dan cepat berpikiran negatif terhadap orang, karena hati kita selalu merasa bahwa kitalah yang paling suci, seakan-akan kita adalah manusia terbaiknya.. 

Padahal Rasulullah -shalallahu 'alaihi wassalam- bersabda: "Jauhilah olehmu berburuk sangka. Sesungguhnya itu adalah sedusta-dusta pembicaraan."

Sama halnya, ketika seseorang telah berubah menjadi lebih baik, kita sibuk mencibir dan membicarakan masa lalunya, seakan-akan aibnya tidak bisa dihapuskan, dosanya tidak terampuni. Padahal Allah sendiri Maha Baik, Ia akan menhapus dosa-dosa hambaNya yang telah bertaubat. 

Hanya kita saja yang sebagai hambaNya yang tak pernah tau diri siapa diri kita sebenarnya. jangan sampai kita seperti dalam peribahasa, "gajah di pelupuk mata tak terlihat tapi semut diseberang lautan terlihat."

Tahukah, saat kita mencemooh, saat kita selalu berpikir negatif, justru hati kita yang sedang sakit dan akan terus sakit, karena tidak suka mendengar, melihat orang menjadi baik, orang mendapat kebahagiaan, dan karena kita tidak ingin orang lain menjadi lebih baik.

Terakhir, Dapet kutipan bagus juga dari Ustadz Firanda: 

"Jangan pernah menilai seseorang dengan melihat masa lalunya.. betapa banyak diantara kita yang memiliki masa lalu yang kelam.. jauh dari sunnah.. jauh dari hidayah.. tenggelam dalam dunia yang menipu .. terombang ambing dalam kemaksiatan yang nista.. 

Bukankah banyak sahabat -radhiallahu 'anhum- yag dahulunya pelaku kemaksiatan.. peminum khomr.. bahkan pelaku kesyirikan?
Akan tetapi, tatkala cahaya hidayah menyapa hati mereka, jadilah mereka generasi terbaik yang pernah ada di atas muka bumi ini. 

Bisa jadi anda salah satu dari mereka yang memiliki masa lalu yang kelam.. yang mungkin saja kebanyakan orang tidak mengetahui masa lalu kelam anda. 
Sebagaimana anda tidak ingin orang lain menilai anda dengan melihat masa lalu kelam anda, maka janganlah menilai orang lain dengan melihat masa lalunya yang buruk.. 

Yang Menjadi patokan adalah kesudahan seseorang.. kondisinya tatkala meninggal.. bukan masa lalunya. Nabi -shalallahu 'alaihi wassalam-  bersabda: 'Amalan-amalan itu tergantung akirnya' (HR. Bukhari)."


Sesungguhnya kebahagiaan adalah milik orang-orang yang pandai bersyukur dan selalu berprasangka baik pada Rabb-Nya, pada dunia, dan pada manusia.

You Might Also Like

1 komentar

  1. manteeep bangtt..setujuu...

    positive thingking..

    d share bagus nii..

    ReplyDelete

Total Pageviews