#2 | yang Terlupakan
May 28, 2017
Puluhan cerita fiksi ku baca,
Mengagungkan setiap jalan cerita yang indah.
Membuatku berdecak kagum dengan kata yang dirangkai menjadi kalimat yang indah.
Mengagungkan setiap jalan cerita yang indah.
Membuatku berdecak kagum dengan kata yang dirangkai menjadi kalimat yang indah.
Hatiku selalu terbawa suasana,
dengan alur kisah sebuah cerita
Sering aku tiba-tiba menangis,
Tak jarang pula ikut tertawa sendiri
dengan alur kisah sebuah cerita
Sering aku tiba-tiba menangis,
Tak jarang pula ikut tertawa sendiri
Maka,
Novel-novel yang indah ceritanya itu ku agungkan
Ku simpan dalam rak yang istimewa
Menjadi jajaran buku yang sulit dijamah orang lain,
Tidak hanya sulit, bahkan tidak boleh
Aku harus memastikan buku itu baik-baik saja
Novel-novel yang indah ceritanya itu ku agungkan
Ku simpan dalam rak yang istimewa
Menjadi jajaran buku yang sulit dijamah orang lain,
Tidak hanya sulit, bahkan tidak boleh
Aku harus memastikan buku itu baik-baik saja
Lalu,
Aku melihat sebuah buku kecil di ujung rak,
Kuusap dengan tisu, karena debunya tebal,
dan kusimpan kembali.
Aku melihat sebuah buku kecil di ujung rak,
Kuusap dengan tisu, karena debunya tebal,
dan kusimpan kembali.
Detik telah berlalu ribuan kali,
Tanganku gesit membuka kitab kecil itu,
Membaca secara acak,
dan aku terpesona dengan kisahnya...
Merasa menyesal telah melewatkannya bertahun-tahun,
Tanganku gesit membuka kitab kecil itu,
Membaca secara acak,
dan aku terpesona dengan kisahnya...
Merasa menyesal telah melewatkannya bertahun-tahun,
Kisah yang dibawakannya heroik,
Tak jarang juga romantis,
Karena, saat aku sedang membutuhkan jawaban masalahku,
Ia hadir.
Tak jarang juga romantis,
Karena, saat aku sedang membutuhkan jawaban masalahku,
Ia hadir.
Kitab itu,
Maha Karya Al 'Azhim,
Sang Maha Agung...
Maha Karya Al 'Azhim,
Sang Maha Agung...
Aku baru menyadari,
Di dalamnya terdapat banyak kisah yang lebih indah dibandingkan buku-buku lain yang telah ku baca.
Di dalamnya terdapat banyak kisah yang lebih indah dibandingkan buku-buku lain yang telah ku baca.
Dari aku,
Yang menyesal sempat melupakanmu
Yang menyesal sempat melupakanmu
0 komentar