Bicarakan Baik-baik

September 27, 2018

Saya sadari, saya termasuk orang yang malas berkomunikasi. Maksudnya.. Saya ingin orang paham, mengerti keinginan saya, tanpa saya harus mengatakannya. Jadi ku tak perlu repot.

Tapi kan nggak mungkin yah?
Orang akan 100 % ngerti yang kita mau.
Apalagi kalau orangnya nggak kenal, jarang interaksi sama kita. Orang yang deket, kenal kita aja belum tentu punya telepati kan sama hati kita?

Terus, permasalahan lainnya dalam berkomunikasi..
Kita suka sebel kalau tanggapan orang, nggak sesuai mau kita.

Misal, saya negur reporter / penyiar yang dateng terlambat. Saya inginnya mereka bilang, “Iya, teh.. tadi ada kendala di jalan. Mohon maaf saya salah. InsyaAllah besok tidak akan terulang lagi”.

Dan masalah selesai!

Sayangnya nggak selalu gitu. Suka ada bumbu “ngeles”. Yang akhirnya, aku jadi kesel dan mendem sendiri, pengen nangis kan jadinya..
Padahal, saya juga suka gitu, masih suka “ngeles” kalau ditegur atasan.

Disini, saya tahu, cara saya berkomunikasi harus diperbaiki. Tapi, saya masih suka males ngerubahnya..

Sampai awal September kemarin..
Jeng.. jeng.. Materi pertama kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional (IIP) adalah komunikasi produktif. Pas banget kan? Atau emang kebetulan?

Aslinya, nggak ada yang kebetulan. Akhir-akhir ini, sering banget lagi butuh ilmu sesuatu terus Allah kasih jalan dan jawabannya (mudah-mudahan tentang ini ada tulisannya khusus, hehe).

Di kelas Bunsay ini, ada tantangannya. Selama 10 hari, kita harus menjalin komunikasi produktif dengan pasangan dan anak kita. Ya, karena ku di kelas Pra Nikah, jadi pasangannya bisa orang tua, teman kantor, teman kosan, dan lainnya. Pokoknya, yang sering interaksi.

Selama 10 hari, ternyata bikin komunikasi jadi produktif, efektif, nggak terlalu susah kok. Aku juga milih partner-nya ummi, sekalian belajar ngungkapin yang ku mau.

Berkomunikasi produktif sebenarnya, kita hanya perlu memastikan, apa yang kita sampaikan diterima dengan jelas dan diterima sama oleh penerima pesan. Jadi, sebaiknya pesan disampaikan sejelas-jelasnya. PR bagi saya itu, ngurangin kode atau bahasa - bahasa kiasan.

“Mi, teteh minta waktu sampai jam setengah 6 yah, maksimal sampai jam 6, buat ngerjain PR IIP. Deadline-nya pagi ini. Habis itu, teteh cuci piring sama nyuci.”

Saya bilang gini pas ummi lagi sibuk nyuci baju habis shalat shubuh. Kalau saya nggak bilang, pasti ummi bilang, “teteh ih main hp terus..”. Nah, sebelum kata itu terucap, kuputuskan untuk izin dulu. Dan akhirnya ummi ngerti, saya pegang HP karena ngerjain tugas sambil sesekali liat instagram.

Bagaimana kita tahu pesan tersampaikan dengan benar? Coba klarifikasi ke lawan bicara kita. Di poin ini, saya nggak terlalu sering memastikan ke ummi. Malah, ummi yang sering nanyain ulang pesennya, “jadi apa aja teh yang harus dibeli?”

Poin clarify ini sangat dianjurkan ke lawan jenis. Karena, kabarnya lelaki fokusnya pada satu hal.

Pemilihan waktu yang tepat juga jadi faktor  komunikasi menjadi produktif. Misal, kalau pagi-pagi saya nelepon ummi, saya suka ngawalin dengan pertanyaan, “Ummi lagi apa?” atau “Ummi lagi sibuk nggak?” atau “Ummi, teteh mau cerita. Ummi kalau udah nggak sibuk, kasih tau yaah..”

Soalnya, kalau saya mau ngomongin sesuatu yang penting atau cerita-cerita, terus ummi lagi sibuk, kan jadinya suka salah paham, nggak sampai maksud pesan kita, dan lainnya.

Tiga poin itu sebenernya yang sering saya praktekkan selama 10 hari kemarin. Ada beberapa faktor lagi yang membuat komunikasi produktif, seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan lainnya.

10 hari ini, nggak selalu efektif. Apalagi hari-hari setelahnya, wkwk. Tapi.. lewat materi ini, saya jadi belajar berkomunikasi dengan baik. Teorinya memang nggak asing, karena belajar juga pas dulu kuliah. Prakteknya? Yang bikin ingin lari ke hutan lalu ke pantai (nggak selebay itu juga sih).

Jadi apa yang dirasa setelah 10 hari?

Biar nggak kesel karena pesan kita nggak sampai optimal ke penerima pesan, yuk bicarakan baik - baik di waktu yang tepat. Jangan sampai emosi kita menghancurkan segalanya.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews