Cinta Diam-Diam

November 21, 2015


"Kalau kita suka sama laki-laki gimana teh? Boleh nggak?" Tanya seorang dede 2015 saat tutorial PAI kemarin.

Aku tersedak. Ia sedikit menyinggung bahwa ia tengah tertarik dengan seseorang.

Masih di hari yang sama. "Lo ngerasa ga gue jadi aktif di sosmed?" Tanya salah seorang teman saat sedang duduk-duduk di jurusan.

"Ah kamu mah emang aktif.." kataku.

"Akhir-akhir ini lagi tambah aktif, soalnya lagi ngekodein orang, eh malah nggak nyadar orangnya," katanya lagi.

Aku tertawa. Bukan menertawakannya, tetapi menertawakan aku yang pernah seperti itu. Aktif banget nulis status di line (karena emang cuma temenan di line, fesbuk mah enggak) soalnya lagi suka sama orang. Caper, tapi yaa.. karena orangnya juga nggak nyadar, nggak pernah komen, alhasil sekarang jarang nyetatus lagi. Sedih lah haha

----

Pertanyaan-pertanyaan di atas tadi menghentak hatiku. Ketika aku menjawab pertanyaan dede tadi, hatiku sambil berkaca, apakah aku udah sesuai seperti apa yang ku katakan padanya..
Apa iya, aku sudah menjaga hatiku? Apa iya yang seperti ini menyimpan perasaan dalam hati?

----

Mencintai diam-diam, tidak ada yang tahu, tapi aktif banget ngepoin dia. Setiap hari, bahkan setiap jam ngecek semua akun sosmednya dia. Sekan ga mau tertinggal satu pun tentang dia.

Mencintai diam-diam, tapi kemudian memaksa Allah agar berjodoh dengan orang kita sukai. Seakan apa yang kita yakini ini adalah yang terbaik.

Mencintai diam-diam, kemudian memujanya berlebihan. Padahal, apa yang kita tau tentang dia hanya sedikit, seperti kita melihat gunung es saja, tidak tahu apa yang ada dibawahnya.

Mencintai diam-diam untuk kemudian mencari perhatian dia.

Apakah itu yang dikatakan cinta diam-diam?

----

Bukan karena kamu tidak mengatakan kepadanya, kemudian berhak disebut cinta dalam diam.

Cinta dalam diam juga berlaku pada perilaku yang kita lakukan. Kalau masih kepo, centil di depannya, itu masih belum layak.

Kalau masih memaksa pada Allah agar kita jodohnya, itu masih jauh. Bahkan, kabarnya ketika Fathimah kagum pada Ali, setan pun tak mengetahuinya.

Lantas bagaimana yang seharusnya dilakukan ketika terpaksa mencintai seseorang?

Ini yang sedang aku lakukan. Sibuk dengan diri sendiri, dengan hal-hal yang harus dikejar, seperti target menyelesaikan kuliah misalnya. Pasti berkurang deh ngepoin si dia.

Dan yang terpenting, mendekat pada yang mencipatakan kita. Berdoa agar dia jodoh kita, menurutku, boleh-boleh saja ko, toh kita berhak untuk itu. Tapi.. yang perlu diingat, apa yang kita inginkan belum tentu kan itu yang terbaik dalam hidup kita?
Maka, aku selalu menggantinya dengan meminta dijodohkan bersama seseorang yang baik menurut Allah. Toh, Allah selalu memberikan rahasia dari segala sesuatu yang ia gariskan.

----

"Mencintailah sewajarnya. Akan ada masa di mana kamu kecewa atas perilakunya agar kemudian kamu tidak sangat membencinya..

Mencintailah sejujurnya. Menjadi siapa dirimu, bukan menjadi orang lain sesaat.

Karena, mencintai tidak dalam bahagia saja, tetapi membantunya bangkit ketika terpuruk..

Mencintai, bukan berapa banyak kamu menerima tapi seberapa banyak kamu memberi, itulah yang akan kau tuai..

Mencintai agar berjalan bersama meraih cinta Sang Pemilik Hati. Raihlah pemilik Cinta, agar selalu ada dalam koridornya.."

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews