Senja di Kereta

January 01, 2016

Ini gambarnya nggak lagi senja sih, malah lagi siang. Apa daya, hanya punya foto ini

Jika aku pergi ke pusat kota ini, aku selalu memilih pulang dengan menggunakan Kereta Lokal Bandung Raya. 
Kenapa? 
Selain karena akses yang lebih mudah dari rumahku dan ongkosnya yang murah, ada satu hal lagi yang menarik bagiku. Naik kereta lokal di Bandung butuh perjuangan -menurutku. Antri membeli tiket -yang nggak jarang kehabisan- hingga ke luar stasiun sementara kereta hanya ada satu jam sekali. Artinya, kalau aku nggak kebagian tiket jam lima harus merelakan diri naik kereta jam 6 dan tentu sampai rumah sudah gelap. 
Semua berburu untuk pulang. Semua menghalalkan cara agar mendapatkan tiket kereta saat itu juga. Bahkan, tanpa aku sadari, aku pernah menolong calo yang menitip membeli tiket. Setelah selesai mengantri dan memberikan tiket padanya, aku baru tahu bahwa ia calo, karena ia menitip untuk membeli tiket tidak padaku saja. Bahkan, ia pun turut mengantri membeli tiket. 
Bukan. Bukan itu yang menarik. Senja di kereta. Saat kereta maju melesat, mengangkut penumpang dari berbagai stasiun. Menambah sesak kereta..
Tapi, tahukah? Orang - orang di kereta ini, tidak hanya diam asyik dengan gadgetnya. Tidak pula pura - pura tidur. Tidak juga melamun. Mereka saling menyapa. Padahal, mereka naik kereta dari stasiun yang berbeda. 
Namun, mereka tidak ragu menjalin komunikasi hingga menjadi akrab. Satu-dua mungkin bekerja di tempat yang sama. Atau bisa jadi rumah mereka berdampingan. Atau memang selalu bertemu di kereta yang sama hingga akhirnya menjadi dekat dan saling berbagi cerita, membuat riuh kereta. Membuat kereta ini lebih hidup. 
Ibu paruh baya disampingku menyapaku yang tengah asyik memperhatikan sekitar isi kereta. Ia kemudian bercerita, membagi kabar bahagia yang baru saja ia dapatkan. Bertanya banyak hal kepadaku. Sampai ketika ia hendak turun, ia mendoakan aku. 
Padahal siapalah aku. Aku hanya orang yang baru saja ia temui, yang hanya bersedia menjawab pertanyaannya dan mendengarkan ceritanya. Memperhatikan mereka yang tersenyum, tertawa, membuat suasana hati lebih baik. 
Senja di kereta. Selalu menyisakan cerita. Aku kemudian menutup novel yang kupegang. Tidak jadi ku baca. Kembali berbincang dengan ibu paruh baya disampingku. 
Di kereta ini, Masih banyak orang yang saling tegur sapa. Masih banyak orang yang saling memberikan senyum. Tidak hanya sibuk pada diri mereka sendiri. Tidak hanya fokus pada masalah mereka. Aku selalu suka, menikmati senja di kereta.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews