Berjuta Keajaiban Islam di Amerika

May 12, 2016

Gambar diambil dari goodreads

“… Aku memintamu menulis artikel yang jauh lebih besar daripada itu. Dan aku tahu kau pasti tidak akan suka,” ujar Gertrud sambil menggeleng-geleng.
“Katakan, Gertrud,” tantangku sudah hampir habis kesabaran.
“Aku memintamu menulis artikel yang… yang akan mengubah dunia.”
“Mengubah dunia?” jawabku, keheranan akan kata-katanya yang terdengar terlalu utopis.
“Dewan redaksi ingin Heute ist Wunderbar menulis artikel perdana dalam format full-service-nya dengan topik:‘Would the world be better without Islam?’, ‘Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?’”

Artikel tersebutlah yang menjadi alasan Hanum terbang ke Amerika dan tanpa diduga, Rangga pun harus berangkat ke Negeri Paman Sam dalam waktu yang sama dengan menjalankan misi yang berbeda.

Peristiwa Black Tuesday (9/11) yang menjadi dasar penulisan artikel tersebut. Sejak peristiwa itulah hubungan Amerika dan Islam berubah, keduanya bagai dua kutub yang saling tolak menolak. Sehingga muncullahIslamophobia di dunia.

Jika seorang muslim berkunjung ke Amerika, mereka akan diperiksa ketat, Pihak keamanan Amerika tidak ingin peristiwa naas itu terjadi kembali. Citra Islam pun menjadi buruk, tak pelik muslim dianggap sebagai teroris.

Hanum dan Rangga kembali menceritakan petualangan mereka, setelah sebelumnya menceritakan keajaiban Islam di tanah Eropa yaitu dalam buku 99 Cahaya di Langit Eropa dan Berjalan di Atas Cahaya. Kini, Hanum dan Rangga mengisahkan perjalanan mereka sebagai agen Islam di Amerika.

Buku ini berbeda dengan 99 Cahaya di Langit Eropa yang merupakan perjalanan spiritual “nyata” penulis. Sementara kisah dalam buku ini merupakan perpaduan antara berbagai dimensi genre buku (drama, fakta sejarah dan ilmiah, traveling, spiritual serta fiksi).

Karena penulis memadukan beberapa genre dalam satu buku, sehingga akan muncul rasa kerancuan pada hati pembaca, mana peristiwa yang benar terjadi dan mana yang hanya fiksi belaka. Namun, terlepas dari nyata atau tidaknya kisah dalam buku ini, yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil manfaat dari novel ini.

Buku ini juga membahas mengenai sejarah dan fakta ilmiah tentang Amerika. Seperti disampaikan dalam buku tersebut bahwa jauh sebelum Colombus, Amerika telah dihuni oleh pelaut-pelaut Muslim. Islam telah hadir di Amerika jauh sebelum Colombus datang.

Pada mulanya, saya pikir buku ini berat dan butuh kosentrasi untuk membacanya. Namun, tak disangka, penulis menyampaikan kepingan sejarah tersebut dengan apik dan santai, sehingga pembaca tidak akan bosan membacanya. Penulis pun mengatakan bahwa sejarah dalam buku ini bersifat debatable (masih bisa diperdebatkan).

Sebelum membaca buku ini, saya berpikir bahwa Amerika sama sekali tidak menyimpan keajaiban maupun sejarah tentang Islam. Fakta bahwa potongan ayat Al Qur’an, yaitu Surat An-Nisa ayat 135 tertulis di salah satu gerbang Fakultas Hukum Harvard sebagai lambang supremasi hukum manusia. Fakta bahwa Nabi Muhammad diakui sebagai pencurah keadilan di bumi di atas gedung Mahkamah Agung Amerika Serikat.

Fakta-fakta mengenai keajaiban Islam di Amerika akan membuat pembaca terkagum-kagum. Misi Rangga dan Hanum yang berbeda pada akhirnya mempertemukan mereka pada Philipus Brown, seorang pengusaha dan penderma yang juga merupakan korban 9/11. Disinilah terungkap bahwa Amerika dan Islam adalah dua hal yang tak terpisahkan.

Buku ini telah difilmkan pada tahun 2015 lalu. Buku ini tak hanya cocok dibaca oleh pembaca muslim saja, tetapi cocok dibaca oleh semua kalangan agar paham bahwa muslim bukanlah teroris. Bahwa tanpa Islam, dunia akan haus kedamaian. Selamat Membaca!  

=seperti kemarin-kemarin, repost dari catatan saya di zulfazahira.tumblr.com=

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews