Menentukan Pilihan

February 15, 2017


Dalam menentukan pilihan, saya selalu merasa kesulitan.
 
Saya tidak mau kecewa.
Saya juga tidak mau langkah yang saya ambil kemudian menjadi kesalahan.

Apalagi dalam memilih jodoh, bukan deng. Sekarang mau membahas yang lebih krusial dari memilih jodoh; memilih pemimpin daerah.

Saya sudah memilih tiga kali Pemimpin. Pemilihan Gubernur Jabar, Pemilihan Bupati Kabupaten Bandung, dan Pemilihan Presiden.

Sebagai pemilih pemula (dulu)  saya bingung harus memilih siapa. Karena, yang terinternalisasi dalam diri saya, "mereka cuma mengumbar janji, program saat kampanye doang"

Jadilah setiap memilih sebenarnya hati saya nggak benar-benar memilih. Karena, saya tidak menemukan yang benar-benar pas.

Cuma yang jadi pegangan saya adalah pesan Ummi dan Mamah,  "Kalau bingung, Pilih aja pemimpin yang baik agamanya, imannya, dan akhlaknya. InsyaAllah akan amanah dalam memimpin."
 
Dan itulah yang menjadi landasan saya memilih.

Hari ini saya memang tidak memilih. Namun, hiruk pikuk Pilkada ibu kota akhirnya mengusik rasa penasaran saya. Saya membaca beritanya, nonton debatnya.  Hingga saya yang jarang komentar, ikut mencoba menganalisis. Terus, sampai diskusi sama Abi, meski seringnya saya nggak sampe otaknya. Dibicarakan di hampir tiap rapat redaksi, karena berita-berita hampir didominasi oleh pilkada jakarta ini.

Hingga,  saya yang tidak memilih, jadi ikut menentukan pilihan.

Di debat terakhir, ada yang membuat saya tertarik. Pada dua pertanyaan terakhir dari moderator, Alfito Deannova. Kurang lebih seperti ini pertanyaannya,
"Apa sisi positif yang Anda nilai dari dua paslon pesaing Anda?" dan Closing Statement.

Dalam jawaban itu, dua kandidat Cagub menyebutkan kelebihan pesaingnya namun kemudian menyebutkan kekurangannya (hal yang tidak diminta).

Sementara itu, yang satu lagi tidak. Meski jawabannya diplomatis tapi tidak merendahkan orang lain, tidak menyombongkan diri. Kata-kata yang dipakainya pun santun dan baik. Dan itulah yang membuat saya jatuh cinta. Sesederhana itu. 

Saya kemudian mendapatkan inspirasi bahwa untuk menaikkan citra diri, maka kita tidak perlu menjatuhkan lawan.  

Terakhir,
Selamat menentukan pilihan bagi yang memilih!
Kalau memang masih bingung menentukan pilihan, "pilihlah pemimpin yang baik agamanya, imannya, dan akhlaknya."

Semoga kita dikaruniakan pemimpin yang baik,  amanah,  santun, dan memberikan perubahan yang positif.

You Might Also Like

0 komentar

Total Pageviews